BANGGAI — Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Banggai melalui Bidang Air Minum dan Air Limbah (AMAL) kembali melaksanakan program pembangunan tangki septik individual perdesaan, lengkap dengan bilik desa, yang tersebar di 11 desa. Program ini digarap untuk meningkatkan kualitas sanitasi di pedesaan sekaligus mendukung upaya pemerintah daerah menekan angka stunting.
Kepala Bidang AMAL PUPR Banggai, Christopel Satolom, mengatakan pembangunan tangki septik ini dilakukan secara swakelola, dengan alokasi anggaran berbeda-beda antara desa, mulai dari Rp60 juta hingga Rp150 juta, menyesuaikan kondisi dan kebutuhan masing-masing lokasi.
“Sanitasi yang baik sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Tangki septik individual ini adalah langkah nyata pemerintah daerah untuk menekan angka stunting melalui pengelolaan limbah domestik secara tepat,” ujar Christopel saat ditemui di kantornya pada 29 Agustus 2025.
Menurut Christopel, program ini juga diharapkan mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan bersih dan sehat. Dengan fasilitas yang memadai, warga dapat lebih mudah mengelola limbah rumah tangga dan mengurangi risiko penyakit yang berkaitan dengan sanitasi buruk.
Desa-desa penerima program tersebar di beberapa kecamatan, yaitu:
• Kecamatan Toili Barat: Desa Pasir Lamba, Desa Kamiwangi, Desa Sindang Sari
• Kecamatan Toili: Desa Cendana
• Kecamatan Toili Jaya: Desa Marga Kencana
• Kecamatan Bualemo: Desa Taima, Desa Longkoga
• Kecamatan Pagimana: Desa Siuna, Desa Tongkonunuk
• Kecamatan Lobu: Desa Niu Bulan
• Kecamatan Bunta: Desa Demangan Jaya
Christopel menambahkan, pembangunan tangki septik individual ini bukan sekadar proyek fisik, tetapi bagian dari upaya strategis jangka panjang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa. Lingkungan yang bersih, menurutnya, akan berdampak langsung pada kesehatan, pendidikan, dan produktivitas warga, sekaligus menjadi fondasi pembentukan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.
"Dengan pengelolaan limbah yang baik, masyarakat tidak hanya terhindar dari penyakit, tetapi juga mendapat kesempatan mengolah sampah organik menjadi kompos. Ini bisa menjadi tambahan sumber ekonomi bagi desa,” jelasnya.
Program ini juga menekankan pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharaan fasilitas. Setiap desa yang menerima tangki septik dilengkapi dengan bilik desa, tempat warga dapat belajar dan mendapatkan edukasi mengenai cara pemeliharaan tangki septik serta manajemen sanitasi yang tepat.
Selain itu, PUPR Banggai melalui Bidang AMAL memastikan semua tahapan proyek berjalan sesuai standar teknis dan anggaran yang telah ditetapkan. Pengawasan ketat dilakukan sejak perencanaan, pelaksanaan, hingga serah terima fasilitas agar manfaat program benar-benar dirasakan masyarakat secara maksimal.
“Kami berharap proyek ini menjadi contoh keberhasilan intervensi pemerintah dalam bidang sanitasi di pedesaan. Program ini juga sejalan dengan upaya nasional dalam menurunkan angka stunting melalui lingkungan sehat dan pengelolaan air limbah yang baik,” pungkas Christopel.
Dengan tersedianya tangki septik individual di 11 desa ini, Pemkab Banggai menegaskan komitmennya menciptakan lingkungan desa yang bersih, sehat, dan produktif, sekaligus mendukung upaya pembangunan generasi muda yang lebih sehat dan berkualitas.
