GAZA – Pemerintah China menyatakan keprihatinan mendalam terhadap rencana Israel untuk mengambil alih Kota Gaza. Beijing mendesak Tel Aviv agar segera menghentikan apa yang mereka sebut sebagai “tindakan berbahaya”.
"Gaza adalah milik rakyat Palestina dan merupakan bagian tak terpisahkan dari wilayah Palestina," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip kantor berita AFP, Jumat, 8 Agustus 2025.
China menegaskan bahwa satu-satunya jalan untuk meredakan krisis kemanusiaan di Gaza dan mendorong pembebasan para sandera adalah dengan mengupayakan gencatan senjata sesegera mungkin.
"Resolusi penuh untuk konflik Gaza bergantung pada gencatan senjata; hanya dengan demikian jalan menuju de-eskalasi dapat dibuka dan keamanan regional terjamin," imbuhnya.
Beijing juga menyatakan kesiapannya bekerja sama dengan komunitas internasional untuk membantu mengakhiri pertempuran di Gaza.
Rencana Israel Kuasai Kota Gaza
Pernyataan keras dari China muncul setelah Israel mengumumkan rencana militer terbaru untuk mengambil alih Kota Gaza. Kabinet keamanan Israel, yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah menyetujui langkah itu sebagai bagian dari strategi untuk "mengalahkan" kelompok Hamas.
Dalam pernyataan resmi, kantor Netanyahu menyebutkan bahwa pasukan Israel akan bersiap mengambil kendali atas Kota Gaza, sembari mendistribusikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil yang berada di luar zona tempur.
Kabinet juga menyepakati lima prinsip utama untuk mengakhiri perang, yakni:
1. Perlucutan senjata Hamas
2. Pemulangan semua sandera, baik hidup maupun meninggal
3. Demiliterisasi Jalur Gaza
4. Kontrol keamanan oleh Israel
5. Pembentukan pemerintahan sipil baru yang bukan berasal dari Hamas maupun Otoritas Palestina
"Mayoritas menteri kabinet keamanan meyakini bahwa rencana alternatif yang diajukan tidak akan mampu mengalahkan Hamas maupun memulangkan para sandera," demikian pernyataan kantor Perdana Menteri.
Netanyahu: Israel Tak Berniat Memerintah Gaza
Dalam wawancara dengan Fox News, Netanyahu menegaskan bahwa Israel memang berniat mengambil alih seluruh Gaza, namun tidak ingin memerintahnya secara langsung.
"Kami bermaksud demikian," ujarnya saat ditanya apakah Israel akan mengambil alih wilayah Gaza sepenuhnya.
Namun, Netanyahu menambahkan, "Kami tidak ingin mempertahankannya, kami ingin memiliki perimeter keamanan. Kami tidak ingin memerintahnya, kami tidak ingin berada di sana sebagai badan pemerintahan."
Menurut Netanyahu, Israel berharap dapat menyerahkan pemerintahan wilayah itu kepada pasukan Arab. Namun ia tidak menjelaskan lebih lanjut negara mana yang akan terlibat dalam pengaturan tersebut.