WASHINGTON — Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) tengah mempertimbangkan untuk mengeluarkan imbauan perjalanan ke China menyusul lonjakan kasus chikungunya yang ditularkan melalui nyamuk.
Lonjakan kasus chikungunya dilaporkan terjadi terutama di Provinsi Guangdong, wilayah selatan China. Sejak awal Juli, lebih dari 5.000 kasus tercatat secara nasional. Kota Foshan menjadi episentrum dengan 5.155 kasus terkonfirmasi hingga Minggu lalu.
Sebagai respons, otoritas kesehatan setempat meningkatkan status darurat kesehatan masyarakat ke Level III pada Kamis pekan lalu. Dalam sistem tanggap darurat China, Level III mengindikasikan kejadian kesehatan masyarakat yang "relatif besar", di bawah Level I sebagai kategori paling serius.
Chikungunya bukan penyakit yang menular langsung dari manusia ke manusia. Penularan terjadi ketika nyamuk menggigit orang yang terinfeksi, lalu menyebarkan virus ke orang lain melalui gigitan berikutnya.
Menurut Centre for Health Protection (CHP) di Hong Kong, komplikasi jangka panjang dan kematian akibat chikungunya tergolong langka. Kasus parah umumnya terjadi pada individu dengan kondisi kesehatan yang sudah lemah. Infeksi chikungunya juga diketahui dapat menghasilkan kekebalan tubuh secara alami.
Hingga kini belum tersedia obat khusus untuk mengobati chikungunya. Karena itu, perlindungan diri dari gigitan nyamuk menjadi langkah pencegahan utama. Vaksinasi telah tersedia dan direkomendasikan bagi wisatawan yang akan bepergian ke wilayah dengan risiko penularan tinggi.
Otoritas kesehatan di Foshan menyatakan sebagian besar kasus bersifat ringan. Sekitar 95 persen pasien disebutkan telah sembuh dan dipulangkan dalam waktu kurang dari tujuh hari.
Wabah ini diketahui bermula dari kasus impor yang pertama kali terdeteksi di Distrik Shunde, Foshan, pada 8 Juli lalu, menurut keterangan dari biro kesehatan setempat.
Dalam telekonferensi nasional yang digelar Rabu lalu, Komisi Kesehatan Nasional China mengeluarkan arahan penanggulangan wabah. Pemerintah menekankan pentingnya koordinasi lintas wilayah serta penguatan sistem pemantauan dan peringatan dini.