HOME Event

PAU Gelar Lomba Tulis untuk Jurnalis Banggai

Dorong Kembalinya Jurnalisme Mendalam di Era Rilis dan Kecerdasan Buatan

Saiful Yamin
Kamis, 24 Juli 2025 | 22:07:47 WITA
Lead External Relation PAU, Novari Mursita saat berbicara dihadapan wartawan

LUWUK — Di tengah era banjir informasi, siaran pers siap tayang, dan dominasi kecerdasan buatan dalam ruang redaksi, PT Panca Amara Utama (PAU) menghidupkan kembali semangat jurnalisme mendalam melalui kompetisi karya tulis jurnalistik. Lomba ini ditujukan khusus untuk para jurnalis yang bertugas di wilayah Banggai Bersaudara: Kabupaten Banggai, Banggai Kepulauan, dan Banggai Laut.

Diluncurkan dalam jumpa pers di Kafe Nol Kilo, Luwuk, Rabu (24/7/2025), lomba ini mengangkat tema “Pengembangan Kabupaten Banggai melalui Program CSR”. Tema tersebut dipilih untuk mendorong jurnalis menggali secara kritis dan objektif dampak program tanggung jawab sosial perusahaan yang dijalankan PAU di daerah operasionalnya.

“Kami ingin mendengar langsung dari para wartawan, bukan dari kacamata Perusahaan. Tapi dari perspektif masyarakat,” ujar Afandi Kudrat, Staf Eksternal PAU.

Afandi menjelaskan, lomba ini bukan ajang seremonial. PAU menjadikannya sebagai ruang refleksi, sekaligus pembuktian bahwa jurnalisme lokal masih bisa menyajikan tulisan yang tajam, faktual, dan berimbang. Untuk menjaga integritas penilaian, PAU menunjuk lima juri independen dari kalangan media, akademisi, dan perwakilan internal.

“Kami ingin tulisan yang bukan hanya memuji, tapi juga memberi ruang evaluasi dan koreksi,” tegas Afandi.

Hadir dikesempatan yang sama, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Banggai, Iskandar Djiada, menyambut inisiatif ini dengan penuh antusiasme. Namun di balik apresiasi, ia menyampaikan kekhawatiran terhadap kondisi jurnalisme lokal yang menurutnya mulai kehilangan arah.

“Sekarang ini, sebagian besar wartawan hanya menyalin rilis. Bahkan, rilis sudah ditulis dalam bentuk straight news, lengkap dengan struktur yang nyaris layak tayang,” ungkap Iskandar.

Ia menambahkan, tren ini diperparah dengan maraknya penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam proses produksi berita. Iskandar tidak menolak kehadiran teknologi, namun ia menekankan bahwa AI tidak boleh menggantikan proses berpikir kritis wartawan.

“Kalau semua ditulis oleh AI, lalu di mana peran otak kita? Wartawan yang baik itu menggali, menganalisis, dan menulis dengan sudut pandang yang reflektif. Itu tidak bisa digantikan mesin,” katanya.

Iskandar menyebut, lomba ini menjadi ruang penting untuk mengembalikan esensi profesi wartawan: menulis dengan pikiran, bukan sekadar menyalin.

Dari Masyarakat ke Media Profesional

Kompetisi jurnalistik ini bukan upaya pertama PAU melibatkan publik dalam menilai program CSR mereka. Tahun lalu, perusahaan menggelar Citizen Journalist Program di tingkat kecamatan, mengajak warga menulis tentang dampak kehadiran industri di lingkungannya.

Tahun ini, pendekatan berbeda dipilih. PAU menggandeng media profesional. Menurut Lead External Relation PAU, Novari Mursita, langkah ini diambil untuk memperluas perspektif dan memperdalam kualitas masukan.

“Kami ingin mendengar dari mereka yang setiap hari bersinggungan dengan fakta di lapangan. Bukan sekadar laporan internal,” ujarnya.

Novari menegaskan, kritik adalah bagian penting dalam pembangunan program yang lebih baik. Bagi PAU, masukan dari media—baik positif maupun negatif—adalah alat ukur penting untuk mengevaluasi arah CSR ke depan.

“Kami tidak mencari pujian. Kami ingin tahu hal-hal yang mungkin terlewat. Dalam konteks itu, peran jurnalis sangat penting,” tambahnya.

PAU berharap lomba ini tidak dilihat sebagai ajang menang-kalah semata, melainkan sebagai cara untuk menghidupkan kembali semangat menulis yang reflektif dan bertanggung jawab. Narasi yang dibutuhkan bukan yang bombastis, tetapi yang jujur, berimbang, dan mampu membuka mata tentang kontribusi industri terhadap daerah.

“Kami ingin kehadiran teman-teman media dalam mengulas peran CSR PAU secara utuh. Tulisan itu bisa jadi kritik, saran, bahkan catatan tajam yang mendorong perbaikan,” tutup Novari.


Editorial

EDITORIAL

Jajak Pendapat

Pemerintah berencana mengkombinasikan iuran BPJS Kesehatan dengan asuransi swasta bagi keluarga mampu. Apakah Anda setuju kelas khusus BPJS Kesehatan