Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan
mengatakan pemanasan global dan perubahan iklim diperkirakan berlanjut karena
emisi gas rumah kaca masih terus meningkat, meski berbagai upaya telah
dilakukan untuk menekannya.
"Pemanasan global mencapai rekor baru pada 2023, melampaui rekor tahun
2016. Tahun 2024 diperkirakan akan lebih panas lagi," kata Ardhasena,
dikutip dari Antara, Sabtu (20/1).
Ia menyebut kombinasi fenomena El Nino
dan perubahan iklim telah memicu peningkatan suhu pada paruh kedua tahun 2023.
Menurutnya, rata-rata suhu global
tahunan 2023 sekitar 1,45 derajat Celsius, atau kurang lebih 0,12 derajat C
lebih hangat dibandingkan dengan level pra-industri.
"Saat ini dunia semakin mendekati batas yang ditetapkan dalam Perjanjian
Paris," ujarnya.
Perjanjian Paris, yang telah diadopsi oleh hampir 200 negara, utamanya ditujukan
untuk menjaga peningkatan suhu rata-rata global di bawah 2 derajat Celsius di
atas level pra-industri dan membatasi kenaikan suhu tidak lebih dari 1,5
derajat Celsius di atas level pra-industri.
Ardhashena mengutip laporan Organisasi
Meteorologi Dunia (WMO) yang menunjukkan bahwa pada 2023 kondisi panas ekstrem
telah berdampak pada kesehatan manusia dan memicu kebakaran hutan di berbagai
lokasi.
"Permasalahannya pemanasan global dan perubahan iklim merupakan tanggung
jawab bersama setiap umat manusia. Oleh karena itu kita perlu berupaya untuk
menahan lajunya dan mengurangi dampaknya," jelas dia.
Sejalan dengan upaya membatasi kenaikan suhu rata-rata permukaan Bumi di bawah
1,5 derajat Celsius, pemerintah Indonesia berupaya menurunkan emisi gas rumah
kaca sebesar 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan dukungan
internasional pada 2030.
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan
emisi gas rumah kaca meliputi pengurangan laju deforestasi dan degradasi hutan,
pengelolaan hutan lestari, rehabilitasi hutan, pengelolaan lahan gambut dan
mangrove, dan peningkatan konservasi keanekaragaman hayati.
Selain itu, pemerintah berupaya mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, meningkatkan
penggunaan energi baru dan terbarukan, meningkatkan pengelolaan sampah dan
limbah, menerapkan sistem pertanian rendah karbon, serta menekan emisi karbon
di sektor transportasi.
(Antara/dmi)